- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Anak kuper , ngga selalu buruk
Ada satu genk di salah satu sekolah swasta yang terletak dekat persawahan. Genk ini, tergolong popular di sekolahnya. Bagaimana tidak? Anggotanya saja selalu mementingkan gaya daripada pendidikannya. Dan jika sudah terlanjur menjadi anggota genk itu, dilarang bermain dengan teman lain yang bukan bagian dari anggota anggota. Diwaktu hari masih pagi, Reny salah seorang anggota genk tersebut tiba-tiba datang dengan wajah kesal.
Reny : “Aduhh. . . !! Tugas apa’an sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Dita, lu udah belom tugas bahasa nya?”
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Dita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Reny : “Aduh Dita...! Lola banget sih!
Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Ratih dan Sandra menghampiri Reny yang sedang marah-marah.
Ratih : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Sandra : “Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Reny : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Sandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Ratih : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Reny dan Sandra ke kantin)
Saat berjalan menuju kantin, Sandra,Reny dan Ratih bertemu dengan Valencia yang nampaknya baru datang. Valencia adalah anak yang selalu menjadi ejekan karena dianggap cupu dan kuper. Padahal, Valencia adalah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau gaya.
Reny : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Ratih dan Sandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Valencia)
Sandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Dita yang nampaknya masih bingung dengan tugas tersebut,menyempatkan diri untuk bertanya pada Valencia.
Dita : “Pagi Valen..! kamu tugas bahasanya sudah belum?”.
Valencia : “Sudah kok, Dita.”
Dita : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Valencia : “Boleh kok..”
(sambil tersenyum)
Belum sepempat bertanya, Reny,Ratih dan Sandra datang. Mereka tidsk senang Dita mendekati anak cupu itu.
Ratih : “Eh , Dita!
Sandra : “Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?”.
Reny : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Dita : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Valen.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Sandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Dita : “Iya. Memang kamu bisa san?”
Sandra : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”
Dita : “Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.”
Sandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Reny : “Yah, kirain lu bisa san!”
Ratih : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Dita)
Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Ratih : “San, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Valen.
Biarpun kuper, Valen itu pinter lho san!
Sandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Reny : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Valen ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Dita dan Valen yang sedang ngobrol)
Sandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Ratih : “San, kayaknya bener apa kata Reny.
Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Reny)
Sandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Sandra nampak senang dengan nilai ulangan mereka yang memuaskan. Sementara Sandra, terlihat murung karena nilainya pas-pasan.
Reny : “Yey...nilai gue 9!”
Ratih : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Valen, berkat kamu ini Len!”
Dita : “Wah, iya Valen hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Valencia : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Sandra berapa ya?”
Dita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri sambil menengok kea rah Sandra)
Reny dann Ratih : “Iya yuk..”
Mereka datang menghampiri Sandra yang nampaknya sedang murung.
Dita : “Hey Sandra, pasti nilai kamu bagus deh.”
(tersenyum ramah)
Sandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Valen : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Ratih : “Iya Sandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok kamu ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Reny : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
Sandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Ratih : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
(melirik ke arah Sandra yang masih terlihat acuh)
Dita dan Valen : “Okelah..”
Akhirnya mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Sandra yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Sandra memanggil mereka.
Sandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Valen,Ratih,Dita,Reny : “Iya ada apa san?”
(menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Sandra : “Ehm.. maaf ya?”
Dita : “Maaf kenapa Sandra?”
Sandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Ratih : “Iya Sandra. Kita maafin kok kalau kamu sudah minta maaf.”
Reny : “Nggak papa kali San. tapi asal kamu tau, Valen nggak seburuk yang kita kira. B uktinya dia mau bantu kita belajar.”
Sandra : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Valen.
Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Valen, maafin aku ya?”
Valen : “Nggak papa kok Sandra. Lagipula aku juga nggak mau musuhin kamu”.
Ratih : “Iya Sandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Sandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal aku sudah egois. Aku nyesel sudah musuhin Valen.”
Reny,Dita : “Iya Sandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”
(bersahut-sahutan)
Sandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Ratih : “Iya Sandra, aku juga ya San.”
Valen : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Reny : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Ratih,Dita,Valen,Sandra :”Hahahaha..”
Akhirnya,mereka tidak memusuhi Valen lagi. Karena mereka menyadari bahwa pendidikan itu jauh lebih penting daripada terlalu banyak bergaya. Dan yang lebih penting, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kini mereka menjadi sahabat dan melupakan kesalahan-kesalahan yang tlah lalu
sumber: area susan
Ada satu genk di salah satu sekolah swasta yang terletak dekat persawahan. Genk ini, tergolong popular di sekolahnya. Bagaimana tidak? Anggotanya saja selalu mementingkan gaya daripada pendidikannya. Dan jika sudah terlanjur menjadi anggota genk itu, dilarang bermain dengan teman lain yang bukan bagian dari anggota anggota. Diwaktu hari masih pagi, Reny salah seorang anggota genk tersebut tiba-tiba datang dengan wajah kesal.
Reny : “Aduhh. . . !! Tugas apa’an sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Dita, lu udah belom tugas bahasa nya?”
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Dita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Reny : “Aduh Dita...! Lola banget sih!
Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Ratih dan Sandra menghampiri Reny yang sedang marah-marah.
Ratih : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Sandra : “Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Reny : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Sandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Ratih : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Reny dan Sandra ke kantin)
Saat berjalan menuju kantin, Sandra,Reny dan Ratih bertemu dengan Valencia yang nampaknya baru datang. Valencia adalah anak yang selalu menjadi ejekan karena dianggap cupu dan kuper. Padahal, Valencia adalah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau gaya.
Reny : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Ratih dan Sandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Valencia)
Sandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Dita yang nampaknya masih bingung dengan tugas tersebut,menyempatkan diri untuk bertanya pada Valencia.
Dita : “Pagi Valen..! kamu tugas bahasanya sudah belum?”.
Valencia : “Sudah kok, Dita.”
Dita : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Valencia : “Boleh kok..”
(sambil tersenyum)
Belum sepempat bertanya, Reny,Ratih dan Sandra datang. Mereka tidsk senang Dita mendekati anak cupu itu.
Ratih : “Eh , Dita!
Sandra : “Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?”.
Reny : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Dita : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Valen.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Sandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Dita : “Iya. Memang kamu bisa san?”
Sandra : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”
Dita : “Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.”
Sandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Reny : “Yah, kirain lu bisa san!”
Ratih : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Dita)
Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Ratih : “San, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Valen.
Biarpun kuper, Valen itu pinter lho san!
Sandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Reny : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Valen ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Dita dan Valen yang sedang ngobrol)
Sandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Ratih : “San, kayaknya bener apa kata Reny.
Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Reny)
Sandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Sandra nampak senang dengan nilai ulangan mereka yang memuaskan. Sementara Sandra, terlihat murung karena nilainya pas-pasan.
Reny : “Yey...nilai gue 9!”
Ratih : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Valen, berkat kamu ini Len!”
Dita : “Wah, iya Valen hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Valencia : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Sandra berapa ya?”
Dita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri sambil menengok kea rah Sandra)
Reny dann Ratih : “Iya yuk..”
Mereka datang menghampiri Sandra yang nampaknya sedang murung.
Dita : “Hey Sandra, pasti nilai kamu bagus deh.”
(tersenyum ramah)
Sandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Valen : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Ratih : “Iya Sandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok kamu ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Reny : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
Sandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Ratih : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
(melirik ke arah Sandra yang masih terlihat acuh)
Dita dan Valen : “Okelah..”
Akhirnya mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Sandra yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Sandra memanggil mereka.
Sandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Valen,Ratih,Dita,Reny : “Iya ada apa san?”
(menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Sandra : “Ehm.. maaf ya?”
Dita : “Maaf kenapa Sandra?”
Sandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Ratih : “Iya Sandra. Kita maafin kok kalau kamu sudah minta maaf.”
Reny : “Nggak papa kali San. tapi asal kamu tau, Valen nggak seburuk yang kita kira. B uktinya dia mau bantu kita belajar.”
Sandra : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Valen.
Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Valen, maafin aku ya?”
Valen : “Nggak papa kok Sandra. Lagipula aku juga nggak mau musuhin kamu”.
Ratih : “Iya Sandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Sandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal aku sudah egois. Aku nyesel sudah musuhin Valen.”
Reny,Dita : “Iya Sandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”
(bersahut-sahutan)
Sandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Ratih : “Iya Sandra, aku juga ya San.”
Valen : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Reny : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Ratih,Dita,Valen,Sandra :”Hahahaha..”
Akhirnya,mereka tidak memusuhi Valen lagi. Karena mereka menyadari bahwa pendidikan itu jauh lebih penting daripada terlalu banyak bergaya. Dan yang lebih penting, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kini mereka menjadi sahabat dan melupakan kesalahan-kesalahan yang tlah lalu
sumber: area susan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar